Jumat, 03 September 2010

PEMBAGIAN SURAT TOBAT

"Para saudara,di bulan puasa ini adalah tempatnya kita banyak meminta ampunan,karna pemulaanya adalah ramhat pertengahanya adalah ampunan dan akhirnya adalah rahmat,maka dari itu bagi para saudara jamaah yang belum sempat taubat,di waktu ini adalah saatnya untuk bertobat,ini surat tobat akan di bagi oleh mubalegnya,amal sholih diisi keslaahnya apa kemudian di serahkan lagi pada mubalegnya tau imam kelompoknya "

itulah nasehat yang sering di kopipaste dari imamo saya sewaktu berada di LDII,apalagi di waktu bulan romadhon ini,imam-imam bejibun melayani surat tobat dari jamaahnya. dan sebagian akan di kirim ke imam pusat,dan imam pusatlah yang akan menurunkan kafarah bagi pelaku dosa yang jelasnya kalau tidak di sruh untuk kerja bangunan maka cukup di uangkan saja.sesuai dengan kesalahan yang dia lakukan...

KITABKU BUKAN SEMBARANG KITAB part 3

alhamdulillah walau menuai hasil cercaan dari kaum Madigol tentang postingan-postingan yang kami tampilkan tetaplah kami akan berusaha terus dalam rangka mengingatkan umat akan bahaya laten takfiry dan taqiyah yang di pancarkan luas oleh Madigol kepada jamaah,bertujuan agar jamaahnya tidak ada yang keluar dari jamaahnya.

salah satu doktrin yang di godok terus adalah mempunyai kepahaman takfiry tidak boleh sholat dengan kaum muslimin di luar kelompoknya (tidak boleh di imami oleh orang non islam jamaah/LDII). walau dengan jelas dalam kitab ahkam hal 90-91 versi mereka di tuliskan bahwa dalam masalah sholat berjamaah boleh di laksanakan pada imam sholat yang tidak di kungkung harus sesuai perintah Madigol.

perhatikan gambar di bawah ini



makna mangkulannya :sholat yang telah di wajibkan pada kalian,wajib dilaksanakan dibelakang setiap imam yang islam entah imamnya baik (sesuai dengan sunnah),atau imam fajir sekalipun dia mengerjakan dosa besar.

I R O N I S....

dalam hadits ini nabi memerintahkan kepada kaum muslimin wajib mengerjakan ibadah sholat lima waktu dengan cara sholat berjamaah tapi imamnya LDII melarang shalat berjamaah di masjid dengan kaum muslimin pada umumnya. gampangnya.....nabi perintah ke barat,imam mereka malah perintah ke selatan. YO OPO REK...

ada apa ini....ada apa dengan LDII....ada apa dengan ajarannya...ada apa tujuannya..

inilah yang kami maksud kitab bukan sembarang kitab


K A M I L A N J U T K A N....YA...TANGGUNG NICH...

dalam masalah doktrin mempunyai eskalasi perubahan yang sangat ngeri....kok bisa ya..agama bisa di ubah...bukankah agama islam telah sempurna,agama islam adalah agama terang benderang...wah nanti jawabnya "mbak..agama di zaman nabi Muhammad beda dengan keadaan sekarang,sekarang kan banyak firqoh-firqoh yang tidak sesuai syariat". lah kalau memang demikan alasannya kenapa tidak tegakkan aja yang di ajarkan dalam hadist itu kok malah buat pemikiran baru yang bertentangan dengan syariat.

maafkan kami...jangan bilang kami menfitnah,yang kami bawa adalah bukti-bukti valid tentang aqidah kalian wahai LDII...nich mau bukti...denger aja baik2 ini :

(jazakallah khoir atas kiriman mp3nya)

nah dalam praktek mereka sehari-hari sperti itu,tapi kalau untuk budi luhur sama orang luar supaya image jamaah tidak di cap "ora gelem sholat karo wong jobo",maka imam Madigol cs memberi solusi,
1.sholat dengan orang luar wajib di ulagi.
2.kalau terpaksa tidak bisa menghindar diniatkan sholat sendiri/munfarid saja.
3.kalau sholat berjamaah dengan orang luar,gerakannya gak usah ikut sama imam orang luar,di bikin terlambat satu gerakan.(imam baru bangkit dari rukuk kitanya baru melaksanakan rukuk)
4.kalau kesehariannya untuk budi luhur ga usah wudhu,praktek yang ini juga di praktekin apabila ada sholat jenazah,yang mana jenazahnya ini di saksikan tidak baik atau jenazahnya ini adalah wong jobo.
ke empat2nya harus lihat situasi dan kondisi.

mau bukti lagi...nanti kami bisa postingan rekaman yang lain.

kalian mau lari kemana FA AINA TADZHABUUN

Rabu, 01 September 2010

MEREKA MENGHALALKAN SEGALA CARA

DI DUNIA MAYA FACEBOOK,ATAU BAHKAN DI BLOG-BLOG CONTOHNYA DI BLOG INI mereka seakan sudah tidak ada jalan lagi mau membantah isi dari blog ini maka mereka mencari segala sesuatu atau menghalalkan segala cara yang sifatnya bisa mematahkan dakwah kami (mantan LDII mengajak LDII untuk kembali kejalan yang benar). tapi alhamdulillah semakin mereka membuat makar ternyata Allah memperlihatkan kebobrokan mereka dalam tulisan atau ucapannya yang tidak sesuai dengan PARADIGMA BARU yang mereka kemukakan di hadapan MUI.
bisa anda lihat sendiri disini,mereka menuduh al-albany-mengkafirkan-imam-bukhary.walau tulisan itu hanyalah hasil kopipaste dari beberapa blog quburiyyun. inilah fakta mereka menghalalkan segala cara agar dakwah sesat mereka berjalan lancar.

SAYA MOHON DENGAN AMAT SANGAT KEPADA PARA PEMBACA YANG BUDIMAN DENGAN MELIHAT ANTARA TUDUHAN DAN BANTAHANNYA DI BAWAH INI,AGAR KITA TAU SIAPA MEREKA


DARI TULISAN YANG KAMI SAYA TEMUKAN DI DALAM BLOG MEREKA http://dinul-kholish.blogspot.com TUDUHANNYA ADALAH :

بيان الحق وكشف أهل الضلال
بسم لله الرحمن الرحيم, الحمد لله رب العالمين,
المنـزه عن الشبيه والمثيل والزوجة والولد والإخوان، الموجود بلا جهة ولا مكان، المنـزه عن كل ما لا يليق به من الصفات والنعوت، والملك القهار ذي الجلال والجبروت، وأفضل الصلاة وأتم السلام على سيدنا محمد خير الأنام، وخاتم أنبياء الإسلام، وعلى ءاله الطاهرين، وصحبه الغر الميامين، ومن اتبع منهاجهم واقتفى أثرهم إلى يوم الدين.ـ”قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “حتى متى ترعون عن ذكر الظالم اذكروه بما فيه حتى يحذره الناس
Antara Fatwanya lagi, mengingkari takwilan Imam Bukhari. Sesungguhnya Imam Bukhari telah mentakwilkan Firmanallah :

كل سيء هالك إلا وجهه قال البخاري بعد هذه الأية : أي ملكه
Tetapi Al-Albaany mengkritik keras takwilan ini lalu berkata :
(( هذا لا يقوله مسلم مؤمن ))
” Ini sepatutnya tidak dituturkan oleh seorang Muslim yang beriman “. Lihatlah kitab (( Fatawa Al-Albaany )) m/s 523. Tentang takwilan Imam Bukhari ini adalah suatu yang diketahui ramai kerana jika dilihat pada naskhah yang ada pada hari ini tidak ada yang lain melainkan termaktub di sana takwilan Imam Bukhari terhadap ayat Mutasyabihat tadi. Di samping itu juga, ini adalah antara salah satu dalil konsep penakwilan nusush sudah pun wujud pada zaman salaf (pendetailan pada pegertian makna). Bagaimana Beliau berani melontarkan pengkafiran terhadap Imam Bukhary As-Salafi dan mendakwa Imam Bukhary tiada iman dalam masa yang sama beriya-riya mengaku dirinya sebagai Muhaddits??!! memalukan je..
Beliau bukanlah hanya terhenti di situ sahaja, tetapi berani lagi mengeluarkan fatwa-fatwa sesat termasuk pengharaman bertawassul kepada dengan diri Nabi Sollallahu ‘Alaihi WassallaM dan menjadikan Istigahtsah selain daripada nabi sebagai syirik. Perkara ini boleh di rujuk didalam kitabnya (( AL-TAWASSSUL)), m/s 70 dan 73. Maka apa yang akan dikata oleh pengikut yang taasub dengan Al-Albaany jika penulis mengatakan Imam Bukhary meriwayatkan Hadis Tentang hari kiamat yang menunjukkan keharusan beristighatsah..yallah nanzur…
(( فبينما هم كذلك استغاثوا بآدم ثم موسى ثم محمحد ))

” maka ketika mana mereka juga beristighatsah dengan nabi Adam kemudian Nabi Musa, kemudian nabi Muhamad”..
Sebenarnya berlambak lagi dalil-dalil tentang keharusan bertawassul dan beristighatsah yang sohih dan diriwayatkan oleh ulama’-ulama’ muhadditsin yang muktabar….CUME WAHHABY KENO GHETI BAHASO CIKIT, JANGE DOK GHETI KAPIR KO OGHE JAH…HADITS TOK GHETI JGN KECEK. PUAK WAHHABI DALIL TAK DOK, KONA JAH BANYOK. PUOK-PUOK ASWJ BERMANHAJ SUNNAH DAN PENUH DENGAN DALIL..INGAT JANGE NIPU DALAM AGAMO.. MAHKAMAH ALLAH ADALAH MAHKAMAH PALING ADIL..TUNGGULAH WAHAI WAHHABI…

INI BANTAHNNYA ATAS TUDUHAN MEREKA

baca yang teliti ya

SALAFI Ahlussunnah Wal Jama'ah - Istiqomah Di Atas Alqur'an & Assunnah :: Situs Salafy : BerIslam Sesuai Pemahaman Salafus Shalih

BANTAHAN TERHADAP SITUS DAN BLOG PENENTANG MANHAJ SALAFY AHLUSSUNNAH (BAGIAN XI ) KEDUSTAAN TUDUHAN : AL-ALBANY MENGKAFIRKAN AL-BUKHARI

Ahad, 20-September-2009
Penulis: Abu Utsman Kharisman Pada salah satu blog penentang dakwah Ahlussunnah, terdapat tulisan berjudul: “AL-ALBANY MENGKAFIRKAN IMAM BUKHARY”. Berikut akan kami nukilkan tulisan dari blog tersebut. Kutipan di antara tanda “[[ .........]]” adalah isi tulisan dari blog penentang Ahlussunnah tersebut
BANTAHAN TERHADAP SITUS DAN BLOG PENENTANG MANHAJ SALAFY AHLUSSUNNAH (BAGIAN XI )

KEDUSTAAN TUDUHAN :
AL-ALBANY MENGKAFIRKAN AL-BUKHARI


Saudaraku kaum muslimin, semoga Allah Subhaanahu Wa Ta’ala senantiasa merahmati kita semua…
Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albaany rahimahullah adalah salah seorang ulama’ Ahlussunnah. Beliau memiliki kapasitas keilmuan dalam ilmu hadits yang tidak diragukan lagi. Karya-karya beliau banyak dijadikan rujukan. Sebagai salah satu bentuk nikmat yang Allah berikan kepada kaum muslimin adalah hasil-hasil penelitian/ kajian beliau terhadap hadits-hadits Nabi shollallaahu ‘alaihi wasallam.
Begitu bermanfaatnya tulisan-tulisan kajian hadits Syaikh alAlbaany tersebut, sampai-sampai Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i menyatakan: “Suatu perpustakaan (Islam) yang tidak memiliki karya Syaikh al-Albaany adalah perpustakaan yang miskin”. Karya tulis beliau memang benar-benar dijadikan referensi kaum muslimin. Baik Ahlussunnah yang mengambil faidah dari kajian ilmiyah tersebut, maupun musuh-musuh beliau yang dengki terhadap beliau, tidak sedikit yang juga menyimpan karya tulis beliau dalam bagian koleksi pribadinya, kemudian secara diam-diam menjadikannya sebagai salah satu rujukan.
Para penentang dakwah Ahlussunnah menganggap Syaikh alAlbany sebagai Imam Salafy yang secara fanatik diikuti secara membabi buta. Padahal tidak demikian. Beliau adalah salah satu dari sekian banyak Ulama’ Ahlussunnah, yang semua Ulama’ tersebut diperlakukan sama oleh Ahlussunnah dalam hal: dihormati karena keilmuannya tanpa melampaui batas, diikuti nasehat dan bimbingannya selama sesuai dengan Sunnah Nabi, dan dijelaskan ketergelinciran atau kesalahan ijtihadnya –jika diperlukan- dalam beberapa hal dengan tetap memperhatikan adab dan mendoakan rahmat bagi beliau. Sebagai manusia, beliau tidaklah luput dari kesalahan. Sebagaimana ucapan Imam Malik:
كل أحد يؤخذ من قوله، ويترك، إلا صاحب هذا القبر صلى الله عليه وسلم
“Setiap orang ucapannya bisa diambil atau ditinggalkan, kecuali orang yang ada di dalam kubur ini (sambil mengisyaratkan pada kuburan Nabi) shollallaahu ‘alaihi wasallam (Lihat Siyaar A’laamin Nubalaa’ karya al-Hafidz Adz-Dzahaby juz 8 halaman 93).
Ya, setiap orang selain Nabi Shollallaahu ‘alaihi wasallam tidaklah ma’shum (terjaga) dari kesalahan. Hanya Nabi Muhammad shollallaahu ‘alaihi wasallam sajalah yang petunjuknya dalam masalah Dien tidak bisa tidak harus diikuti. Sabda beliau tidak bisa ditolak. Beda dengan manusia lain. Manusia lain, siapapun orangnya, setinggi apapun tingkat keilmuannya, ada kalanya benar, ada kalanya salah.
Demikian juga Syaikh al-Albany. Ahlussunnah tidaklah fanatik secara membabi buta terhadap hasil telaah hadits yang beliau lakukan. Jika hasil penelitian Syaikh al-Albany terhadap suatu hadits ternyata bertentangan dengan kajian Ulama’ Ahlussunnah lain yang pendapatnya lebih kuat, ditopang hujjah yang lebih kokoh, maka pendapat Ulama’ Ahlussunnah itulah yang harus diikuti.
Lajnah ad-Daimah pada saat masih diketuai Syaikh Bin Baz beberapa kali pernah menjadikan hasil penelitian Syaikh al-Albany sebagai rujukan. Silakan disimak tanya jawab berikut dalam Fatwa Lajnah ad-Daaimah:
س: « صنفان من الناس إذا صلحا صلح الناس... » إلخ، هل هو حديث أو من كلام عمر ؟
ج: رواه أبو نعيم في [الحلية] عن ابن عباس ، وقد ذكره السيوطي في الجامع الصغير بهذا اللفظ: « صنفان من الناس إذا صلحا صلح الناس وإذا فسدا فسد الناس: العلماء والأمراء » ورمز له السيوطي بالضعف، ونقل المناوي في شرحه [الجامع الصغير] عن الحافظ العراقي أنه ضعيف، وذكر أخونا العلامة الشيخ ناصر الدين الألباني في كتاب [سلسلة الأحاديث الضعيفة] أنه موضوع؛ لأن في إسناده محمد بن زياد اليشكري ، وهو كذاب، قاله أحمد وابن معين .
اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء
Pertanyaan: “Ada 2 kelompok orang yang jika mereka berdua baik, maka akan baiklah keadaan manusia…”. Apakah (lafadz) itu adalah hadits atau ucapan Umar?

Jawaban: (Ucapan) itu diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam ‘al-Hilyah’ dari Ibnu Abbas. As-Suyuthy menyebutkannya dalam al-Jami’us Shaghir dengan lafadz: “ Dua kelompok orang yang jika baik keduanya, maka manusia akan baik, yaitu Ulama’ dan Umara’ (pemimpin)”. As-Suyuthy mengisyaratkan kelemahannya. Dan alMunawy menukil perkataan alHafidz al-‘Iraqy dalam Syarahnya terhadap alJami’us Shaghir bahwasanya itu lemah(dhaif). Dan saudara kita asy-Syaikh Nashiruddin al-Albaany dalam kitabnya Silsilah al-Ahaadits ad-Dhaifah (menyatakan) bahwa itu palsu. Karena pada sanadnya terdapat Muhammad bin Ziyaad al-Yasykary, yang dia adalah pendusta, sebagaimana dikatakan oleh Ahmad dan(Yahya) Ibnu Ma’in. (Fatwa al-Lajnah adDaaimah juz 6 halaman 336).
Demikian juga pada fatwa no 7586, ketika ada yang menanyakan derajat suatu hadits: “Allah mewahyukan kepada Dawud: Tidaklah hambaku menyandarkan diri padaKu…..”
alLajnah ad-Daaimah menyatakan:
الحديث الذي ذكرت: موضوع، كما ذكر الشيخ محمد ناصر الألباني ؛ لأن في سنده يوسف بن السفر ، وهو ممن يضع الأحاديث
“Hadits yang anda sebutkan adalah palsu, sebagaimana dinyatakan oleh asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albany, karena pada sanadnya ada Yusuf bin as-Safar, yang dia termasuk pemalsu hadits” (Fatwa al-Lajnah ad-Daaimah juz 6 halaman 404).
Ketika ada penanya yang menanyakan bagaimana dengan kitab ‘Silsilah al-Ahaadits ad-Dhaifah’ karya Syaikh al-Albany, apakah bisa dijadikan rujukan? Lajnah ad-Daimah menjelaskan:
أما كتاب [سلسلة الأحاديث الضعيفة والموضوعة] فمؤلفه واسع الاطلاع في الحديث، قوي في نقدها والحكم عليها بالصحة أو الضعف، وقد يخطئ
“Sedangkan kitab Silsilah al-Ahaadits ad-Dhaifah wal maudlu’ah, penulisnya memiliki wawasan yang luas dalam ilmu hadits, kuat dalam hal mengkritik dan menentukan shahih atau lemahnya (hadits), (walaupun) kadang-kadang ia juga salah”(Fatwa al-Lajnah ad-Daaimah juz 6 halaman 404)
Di lain kesempatan, Lajnah ad-Daimah juga berbeda pendapat dengan Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albaany ketika ada penanya yang menanyakan kedudukan hadits tentang sholat tasbih. Lajnah ad-Daimah cenderung pada pendapat bahwa hadits-hadits tentang itu tidak ada yang shahih, sedangkan Syaikh alAlbany cenderung pada pendapat Ulama sebelumnya yang menshahihkan salah satu riwayat (Fatwa al-Lajnah adDaimah juz 6 halaman 401). Hal itu menunjukkan keadilan sikap Ulama’ Ahlussunnah terhadap Ulama’ lainnya, mereka menghormatinya dan mencintainya karena Allah, kadangkala menukil ucapannya untuk menguatkan pendapat, namun mereka tidak pernah mengkultuskan dan menganggap bahwa orang itu tidak pernah salah sehingga semua ucapannya harus selalu diikuti.
Di lain sisi, para penentang dakwah Ahlussunnah sangat membenci Syaikh alAlbany. Mereka berusaha menebarkan tuduhan-tuduhan dusta terhadap beliau. Di antaranya tuduhan bahwa Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albaany telah mengkafirkan Imam al-Bukhari.
Pada salah satu blog penentang dakwah Ahlussunnah, terdapat tulisan berjudul: “AL-ALBANY MENGKAFIRKAN IMAM BUKHARY”. Berikut akan kami nukilkan tulisan dari blog tersebut. Kutipan di antara tanda “[[ .........]]” adalah isi tulisan dari blog penentang Ahlussunnah tersebut.

JANGAN CAPEK BACANYA KARNA MASIH PANJANG

Antara Fatwanya lagi, mengingkari takwilan Imam Bukhari. Sesungguhnya Imam Bukhari telah mentakwilkan Firman Allah :
كل سيء هالك إلا وجهه
قال البخاري بعد هذه الأية : أي ملكه
Tetapi Al-Albaany mengkritik keras takwilan ini lalu berkata :
(( هذا لا يقوله مسلم مؤمن ))
” Ini sepatutnya tidak dituturkan oleh seorang Muslim yang beriman “. Lihatlah kitab (( Fatawa Al-Albaany )) m/s 523. Tentang takwilan Imam Bukhari ini adalah suatu yang diketahui ramai kerana jika dilihat pada naskhah yang ada pada hari ini tidak ada yang lain melainkan termaktub di sana takwilan Imam Bukhari terhadap ayat Mutasyabihat tadi. Di samping itu juga, ini adalah antara salah satu dalil konsep penakwilan nusush sudah pun wujud pada zaman salaf (pendetailan pada pegertian makna). Bagaimana Beliau berani melontarkan pengkafiran terhadap Imam Bukhary As-Salafi dan mendakwa Imam Bukhary tiada iman dalam masa yang sama beriya-riya mengaku dirinya sebagai Muhaddits??!! memalukan je..

]]

Jika kita cermati, nukilan dari blog tersebut mengandung beberapa arti:
1. Imam al-Bukhari dianggap telah melakukan takwil terhadap Sifat Allah Subhaanahu Wa Ta’ala, beliau menakwilkan ‘Wajah’ Allah pada Qur’an surat al-Qoshosh ayat 88 dengan ‘Kekuasaan’/ ‘milik’Nya.
2. Syaikh Al-Albany dalam kitab ‘Fataawa al-Albaany’ dianggap telah mengkafirkan Imam Al-Bukhari karena telah menyatakan:

هذا لا يقوله مسلم مؤمن

“ Ini tidaklah (pantas) diucapkan seorang muslim yang beriman”

Sehingga, secara garis besar bisa disimpulkan 2 pertanyaan mendasar, sekaligus syubhat yang perlu dijawab dan diluruskan. Benarkah Imam al-Bukhari telah mentakwilkan ‘Wajah’ Allah dengan ‘Kekuasaan’/’Milik’ ? Kemudian, benarkah Syaikh al-Albany mengkafirkan Imam al-Bukhari? Berikut ini kami sebutkan masing-masing syubhat tersebut berikut bantahannya. Semoga Allah Subhaanahu Wa Ta’ala memberikan taufiqNya kepada kita semua…

Syubhat ke-1: Imam al-Bukhari telah Mentakwilkan ‘Wajah’ yang Merupakan Sifat Allah dengan ‘Kekuasaan’/’milik’. Itu Menunjukkan Imam al-Bukhari berpemahaman Al-‘Asyaairoh.

Bantahan:
Al-Imam al-Bukhari memahami ‘Asma’ WasSifat Allah sesuai dengan pemahaman Salafus Sholih. Beliau tidaklah mentakwil dengan takwil yang batil. Mari kita simak penjelasan al-Imam al-Bukhari dalam Shahihnya:

{ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ } إِلَّا مُلْكَهُ وَيُقَالُ إِلَّا مَا أُرِيدَ بِهِ وَجْهُ اللَّهِ
“ { Segala sesuatu binasa kecuali WajahNya} yaitu KekuasaanNya, dan dinyatakan juga : ‘kecuali segala yang diinginkan dengannya Wajah Allah “ (Shahih al-Bukhari juz 14 halaman 437).
Ini adalah pernyataan beliau yang bisa didapati pada sebagian naskah Shahih al-Bukhari, dan pada naskah yang lain tidak ada. Pernyataan Imam al-Bukhari ini bisa dijelaskan dalam beberapa hal penting:

Pertama, Imam al-Bukhari menukilkan beberapa tafsiran yang masyhur terhadap ayat tersebut. Dalam hal ini beliau menyebutkan makna : “Segala sesuatu binasa kecuali WajahNya, dalam 2 penafsiran :
a. إلا ملكه : kecuali ‘Kekuasaan’ / ‘milik’Nya.
b. إلا ما أريد به وجه الله : kecuali segala yang diinginkan dengannya Wajah Allah. Artinya, segala sesuatu yang dilakukan ikhlas karena Allah.
Imam al-Bukhari menukilkan 2 penafsiran ini, namun sebenarnya beliau lebih cenderung memilih pendapat yang kedua. Maknanya, segala sesuatu akan binasa/lenyap kecuali amalan yang dilakukan ikhlas hanya untuk Allah.
Bagaimana kita bisa tahu bahwa Imam al-Bukhari lebih cenderung pada pendapat yang kedua, bukan yang pertama?
Mudah sekali. Hal itu dijelaskan oleh alHafidz Ibnu Katsir dalam tafsirnya. Beliau menyatakan:

وقال مجاهد والثوري في قوله: { كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلا وَجْهَهُ } أي: إلا ما أريد به وجهه، وحكاه البخاري في صحيحه كالمقرر له
“ Mujahid dan ats-Tsaury berkata tentang firman Allah : ‘Segala sesuatu akan binasa, kecuali WajahNya’, yaitu: kecuali segala sesuatu yang diharapkan dengannya WajahNya. AlBukhari menghikayatkan dalam Shahihnya sebagai pendapatnya” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir dalam menafsirkan Quran Surat al-Qoshosh ayat 88 juz 6 halaman 135 cetakan alMaktabah atTaufiqiyyah ta’liq dari Haani al-Haj).

Kedua, penukilan penafsiran ‘Wajah’ Allah dengan ‘Kekuasaan’ / ‘milik’ Allah ini perlu ditinjau ulang.
AlHafidz Ibnu Hajar al-‘Asqolaany menjelaskan dalam Fathul Baari:

قَوْله : ( إِلَّا وَجْهه : إِلَّا مُلْكه ) فِي رِوَايَة النَّسَفِيِّ " وَقَالَ مَعْمَر " : فَذَكَرَهُ . وَمَعْمَر هَذَا هُوَ أَبُو عُبَيْدَة بْن الْمُثَنَّى ، وَهَذَا كَلَامه فِي كِتَابه " مَجَاز الْقُرْآن " لَكِنْ بِلَفْظِ " إِلَّا هُوَ " وَكَذَا نَقَلَهُ الطَّبَرِيُّ عَنْ بَعْض أَهْل الْعَرَبِيَّة ، وَكَذَا ذَكَرَهُ الْفَرَّاء

Ucapan al-Bukhari {kecuali WajahNya : kecuali Kekuasaan/milikNya} ada pada riwayat anNasafiy dengan menyatakan : ‘Ma’mar berkata….’kemudian disebutkan ucapan tersebut. Ma’mar ini adalah Abu Ubaidah bin alMutsanna. Ucapan tersebut terdapat dalam kitabnya “Majaazul Qur’aan”, akan tetapi dengan lafadz ‘kecuali Dia’. Demikian juga dinukil oleh atThobary dari sebagian ahli bahasa Arab, dan disebutkan juga oleh al-Farra’ (Lihat Fathul Baari syarh Shahih alBukhari juz 13 halaman 292).
Dari penjelasan alHafidz di atas bisa disimpulkan bahwa Imam alBukhari menukilkan tafsiran ‘Wajah’ Allah dengan ‘Kekuasaan’/’Milik’ Allah berdasarkan riwayat anNasafiy dari perkataan Ma’mar. Namun, perkataan Ma’mar dalam kitabnya Majaazul Qur’an bukanlah menafsirkan kalimat ‘kecuali Wajah Allah’ dengan ‘kecuali Kekuasaan Allah’, tapi dengan ‘kecuali Dia’. Dari sini nampak jelas bahwa penukilan tafsir ‘Wajah Allah’ dengan ‘Kekuasaan’/’Milik’ Allah sebagai ucapan Ma’mar adalah penukilan yang tidak benar. Atas dasar inilah, maka Syaikh Muhammad Nashiruddin alAlbaany ketika ditanya tentang hal ini beliau meragukan tafsiran itu sebagai tafsiran dari Imam alBukhari sendiri, dan tidak mungkin Imam alBukhari menyatakan demikian (InsyaAllah nanti akan diperjelas pada bantahan syubhat ke-2).

Ketiga, Imam alBukhari menetapkan ‘Wajah’ Allah.
Tidak seperti al-‘Asya-iroh yang menakwilkan Sifat Allah dengan Sifat yang batil, Imam alBukhari menakwilkannya dengan takwilan yang benar.
Takwilan yang benar adalah takwilan yang merupakan penjelas dari maksud suatu kalimat. Penakwilan tersebut tidaklah keluar dari kaidah bahasa Arab. Sedangkan takwilan yang batil adalah penakwilan yang pada dasarnya mengingkari adanya Sifat itu, kemudian dia palingkan maknanya pada makna yang lain. Intinya, seseorang yang menakwil dengan takwil yang batil mengingkari makna hakiki dari Sifat tersebut. Dia tidak menolaknya secara terang-terangan seperti para Mu’aththilah (Jahmiyyah), namun dia palingkan maknanya kepada makna yang lain.
Sebagai contoh, takwilan yang batil adalah menakwilkan ‘Tangan’ Allah dengan ‘Kekuasaan’. Seseorang yang menakwilkan ini tidaklah menetapkan bahwa Allah memiliki Tangan. Padahal Ahlussunnah tidaklah menetapkan kecuali yang Allah tetapkan untuk dirinya sendiri, sesuai dengan Kesempurnaan Sifat yang ada pada Allah tanpa memalingkannya pada makna yang lain.
Imam al-Bukhari menetapkan Wajah Allah sesuai dengan Kesempurnaan Sifat Allah, tanpa beliau palingkan pada makna lain. Bagaimana kita tahu bahwa beliau menetapkan ‘Wajah’ bagi Allah? Bisa kita simak dalam kitab Shahih beliau sendiri pada bagian yang lain. Beliau menempatkan bab tersendiri dalam penafsiran ayat itu, kemudian menyebutkan riwayat hadits yang menjelaskan kandungan bab itu sendiri.
Imam alBukhari menyatakan dalam kitab Shahihnya:

بَاب قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى { كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ }
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ عَمْرٍو عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ { قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ } قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعُوذُ بِوَجْهِكَ فَقَالَ{ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ } فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعُوذُ بِوَجْهِكَ قَالَ { أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا } فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذَا أَيْسَرُ

“Bab firman Allah Ta’ala : ‘Segala sesuatu binasa kecuali WajahNya’
Telah memberitahukan kepada kami Qutaibah bin Sa’id (ia berkata) telah memberitahukan pada kami Hammad bin Zaid dari ‘Amr dari Jabir bin Abdillah beliau berkata: ketika turun ayat ini : ‘Katakan: Dialah (Allah) Yang mampu untuk mengirim adzab dari atas kalian’, Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam berkata: ‘Aku berlindung kepada WajahMu’, kemudian firman Allah : ‘atau dari bawah kaki kalian’, Nabi shollallaahu ‘alaihi wasallam berkata: ‘aku berlindung kepada WajahMu’, kemudian firman Allah: atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan), Nabi shollallaahu ‘alaihi wasallam berkata: ‘Ini lebih ringan’(Lihat Shahih alBukhari juz 22 halaman 410).
Telah dimaklumi di kalangan para Ulama’ Ahlul hadits bahwa pemilihan riwayat hadits dalam suatu bab merupakan representasi pemahaman Imam alBukhari terhadap makna yang ada pada bab tersebut. Ketika Imam alBukhari menyebutkan hadits perkataan/ doa Nabi: ‘Aku berlindung kepada WajahMu’, beliau tidaklah mentakwilkan ucapan Nabi tersebut pada makna-makna lain. Beliau sekedar menyebutkan riwayat itu saja. Ini menunjukkan bahwa Imam alBukhari menetapkan Sifat ‘Wajah’ bagi Allah tanpa mentahrif (memalingkan) pada makna yang lain.
Mungkin masih tersisa pertanyaan: ‘Jika benar Imam alBukhari memilih pendapat yang kedua dalam menafsirkan ayat itu, bukankah juga berarti beliau menakwilkan ayat tersebut. Kalimat: ‘Segala sesuatu akan binasa, kecuali Wajah Allah’ ditakwilkan sebagai ‘Segala sesuatu akan binasa kecuali yang mengharapkan Wajah Allah’. Benar, itu adalah takwil yang beliau lakukan sebagaimana penakwilan atTsaury. Penakwilan tersebut tidaklah batil, karena memang dipahami dari ucapan lafadz Arab.
Al-Imam atThobary menyatakan dalam tafsir atThobary juz 19 halaman 643 bahwa penafsiran tersebut sesuai dengan perkataan syair:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ ذَنْبًا لَسْتُ مُحْصِيهُ... رَبُّ العِبادِ إلَيْهِ الوَجْهُ والعَمَلُ
“Aku memohon ampun kepada Allah dari dosa yang aku tak mampu menghitungnya…
(Dialah) Rabb hamba-hamba, yang kepadaNya wajah (kehendak) dan amalan

Lafadz الوجه (wajah) dalam kalimat syair tersebut berarti kehendak dan keinginan.
Takwil yang demikian bukanlah takwil yang batil, karena merupakan salah satu penjelasan terhadap makna kalimat yang sesuai dengan konteks bahasa Arab yang biasa dipahami. Selain itu, penakwilan ini tidaklah menafikan penetapan ‘Wajah’ bagi Allah sesuai dengan Keagungan, Kemulyaan, dan Kesempurnaan Allah, yang tidak sama dengan makhlukNya, dan tidak diketahui kaifiyatnya kecuali Allah.

Syubhat ke-2: Syaikh alAlbany Mengkafirkan Imam alBukhari
Bantahan:
Ini adalah kedustaan yang besar. Syaikh alAlbany tidaklah mengkafirkan Imam alBukhari. Jika yang dimaksud adalah ucapan Syaikh alAlbany dalam Fataawa alAlbaany, maka mari kita simak nukilan percakapan tanya jawab tersebut:

السؤال
لي عدة أسئلة، ولكن قبل أن أبدأ أقول: أنا غفلت بالأمس عن ذكر هذه المسألة، وهي عندما قلت: إن الإمام البخاري ترجم في صحيحه في معنى قوله تعالى: { كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ } [القصص:88] قال: إلا ملكه.
صراحة أنا نقلت هذا الكلام عن كتاب اسمه: دراسة تحليلية لعقيدة ابن حجر ، كتبه أحمد عصام الكاتب ، وكنت معتقداً أن نقل هذا الرجل إن شاء الله صحيح، ولازلت أقول: يمكن أن يكون نقله صحيحاً، ولكن أقرأ عليك كلامه في هذا الكتاب.

إذ يقول: قد تقدم ترجمة البخاري لسورة القصص في قوله تعالى: { كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ } [القصص:88]، أي: إلا ملكه، ويقال: (إلا) ما أريد به وجه الله، وقوله: إلا ملكه، قال الحافظ في رواية النسفي وقال معمر فذكره، و معمر هذا هو أبو عبيدة بن المثنى ، وهذا كلامه في كتابه مجاز القرآن ، لكن بلفظ (إلا هو)، فأنا رجعت اليوم إلى الفتح نفسه فلم أجد ترجمة للبخاري بهذا الشيء، ورجعت لـ صحيح البخاري دون الفتح ، فلم أجد هذا الكلام للإمام البخاري ، ولكنه هنا كأنه يشير إلى أن هذا الشيء موجود برواية النسفي عن الإمام البخاري ، فما جوابكم؟
الجواب
جوابي تقدم سلفاً.
السائل: أنا أردت أن أبين هذا مخافة أن أقع في كلام على الإمام البخاري .
الشيخ: أنت سمعت مني التشكيك في أن يقول البخاري هذه الكلمة؛ لأن تفسير قوله تعالى: { وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلالِ وَالْأِكْرَامِ } [الرحمن:27] أي: ملكه، يا أخي! هذا لا يقوله مسلم مؤمن، وقلت أيضاً: إن كان هذا موجوداً فقد يكون في بعض النسخ، فإذاً الجواب تقدم سلفاً، وأنت جزاك الله خيراً الآن بهذا الكلام الذي ذكرته تؤكد أنه ليس في البخاري مثل هذا التأويل الذي هو عين التعطيل
.
السائل: يا شيخنا! على هذا كأن مثل هذا القول موجود في الفتح ، وأنا أذكر أني مرة راجعت هذه العبارة باستدلال أحدهم، فكأني وجدت مثل نوع هذا الاستدلال، أي: أنه موجود وهو في بعض النسخ، لكن أنا قلت له: إنه لا يوجد إلا الله عز وجل، وإلا مخلوقات الله عز وجل، ولا شيء غيرها، فإذا كان كل شيء هالك إلا وجهه، أي: إلا ملكه، إذاً ما هو الشيء الهالك؟!! الشيخ: هذا يا أخي! لا يحتاج إلى تدليل على بطلانه، لكن المهم أن ننزه الإمام البخاري عن أن يؤول هذه الآية وهو إمام في الحديث وفي الصفات، وهو سلفي العقيدة والحمد لله



Pertanyaan:’Saya memiliki beberapa pertanyaan, akan tetapi sebelum saya mulai, saya katakan: Saya lupa kemarin untuk menyebutkan masalah ini, yaitu: Sesungguhnya al-Imam alBukhari menjelaskan dalam Shahihnya tentang firman Allah Ta’ala:’ Segala sesuatu binasa kecuali WajahNya’ (Q.S alQoshosh: 88), beliau berkata: ‘kecuali kekuasaan/milikNya’. ‘Secara jelas saya menukil ucapan ini dari kitab yang berjudul: ‘Diraasah Tahliiliyah li ‘aqiidati Ibni Hajar’, ditulis oleh Ahmad ‘Ishaam al-Kaatib. Dan saya yakin bahwa nukilan penulis ini Insya Allah benar. Aku terus menerus berkata: mungkin nukilannya benar. Akan tetapi saya bacakan di hadapan anda ucapan beliau di dalam kitab ini.

Telah berlalu penjelasan alBukhari dalam surat alQoshosh tentang firman Allah Ta’ala : ‘Segala sesuatu akan binasa kecuali WajahNya’ (Q.S alQoshosh:88): Segala yang diharapkan dengannya Wajah Allah. Dan ucapan beliau: ‘Kecuali kekuasaanNya/ milikNya. AlHafidz Ibnu Hajar berkata dalam riwayat anNasafiy dan berkata Ma’mar, kemudian disebutkan ucapan tersebut. Ma’mar ini adalah Abu Ubaidah bin alMutsanna. Ini adalah ucapannya dalam kitabnya Majaazul Qur’an. Akan tetapi dengan lafadz ‘kecuali Dia’. Aku pada hari ini berusaha melihat kembalai Fathul Baari tetapi tidak aku temui penjelasan alBukhari tentang itu. Kemudian aku juga melihat kembali kitab Shahih alBukhari yang tanpa syarh Fathul Baari, aku juga tidak mendapati ucapan ini dari alBukhari. Akan tetapi, seakan-akan itu mengisyaratkan bahwa kalimat itu ada pada riwayat anNasafiy dari al-Imam al-Bukhari. Bagaimana jawaban anda?

Jawaban: “Jawaban saya adalah seperti yang tersebutkan lalu”.
Penanya bertanya lagi: “Saya ingin menjelaskan ini karena khawatir terjatuh dalam kesalahan terhadap ucapan al-Imam al-Bukhari.
Syaikh alBany berkata lagi: Anda telah mendengar dari saya keraguan bahwa alBukhari mengucapkan kalimat tersebut. Karena sesungguhnya tafsir firman Allah Ta’ala: ‘Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan’ (ArRahman:27), (Wajah) yaitu Kekuasaan/MilikNya. Wahai saudaraku, ucapan ini tidak sepantasnya diucapkan seorang muslim yang beriman. Aku juga katakan bahwa: Jika (perkataan) tersebut ada, mungkin terdapat pada sebagian naskah. Kalau demikian, maka jawabannya adalah pada yang telah lalu. Kepada anda, Jazaakallah khairan (semoga Allah membalas anda dengan kebaikan), sekarang dengan ucapan yang telah anda sebutkan itu memperjelas bahwa tidak ada dalam alBukhari semisal takwil tersebut yang merupakan bentuk peniadaan.
Penanya bertanya lagi: Wahai Syaikh kami, sepertinya ucapan semacam ini terdapat dalam Fathul Baari. Saya telah menyebutkan bahwa saya berkali-kali mengecek kembali kalimat ini dengan pendalilan salah satu dari mereka. Sepertinya saya menemukan sebagian bentuk pendalilan ini, bahwasanya itu terdapat dalam sebagian naskah. Akan tetapi saya katakan kepadanya: Sesungguhnya tidak ada kecuali Allah dan kecuali makhluk-makhluk Allah. Tidak ada selain keduanya. Jika tidak ada yang binasa kecuali WajahNya artinya miliknya, maka apa lagi yang binasa?
Syaikh alAlbany berkata: ‘ Wahai saudaraku, ini tidak membutuhkan lagi dalil untuk menunjukkan kebatilannya. Akan tetapi yang penting adalah membersihkan persangkaan bahwa al-Imam alBukhari telah menakwilkan ayat (seperti itu), dalam keadaan beliau adalah Imam dalam masalah hadits dan Sifat Allah. Beliau adalah seorang Salafy dalam aqidahnya, alhamdulillah (Fataawa alAlbaany halaman 522-523).
Saudaraku kaum muslimin….
Kalau dialog tanya jawab dengan Syaikh alAlbaany tersebut kita baca dengan baik niscaya kita akan dengan mudah memahami bahwa sungguh dusta tuduhan tersebut. Sama sekali Syaikh alAlbany tidak mengkafirkan Imam alBukhari.
Ada seorang penanya yang dalam suatu kesempatan menanyakan kepada Syaikh AlBany, apakah benar Imam alBukhary telah menakwilkan ‘Wajah Allah’ dengan ‘Kekuasaan/’Milik’Nya. Awalnya Syaikh tidaklah menanggapi terlalu banyak. Cukuplah penjelasan dalam pertemuan-pertemuan majelis beliau sebelumnya bahwa Imam alBukhari menafsirkan surat alQoshosh ayat 88, dengan ‘Segala sesuatu akan binasa, kecuali yang diharapkan dengannya Wajah Allah’. Penjelasan Syaikh alAlbany ini sama dengan ucapan Ibnu Katsir dalam tafsirnya yang menukil juga pendapat Imam alBukhari (telah kami sebutkan di atas).
Penanya tersebut mengatakan sendiri bahwa ia telah berulang kali berusaha cross check ulang pada naskah Shahih alBukhari yang ada pada dirinya, namun ia tidak mendapati perkataan Imam alBukhari yang menakwilkan demikian. Hal ini menunjukkan bahwa penafsiran ‘Wajah’ dengan ‘Kekuasaan’/’Milik’ ada pada sebagian naskah (manuskrip), dan penukilan pada naskah tersebut tidak benar, sebagaimana dijelaskan oleh alHafidz Ibnu Hajar bahwa kalau yang dimaksud adalah ucapan Ma’mar maka seharusnya penafsirannya adalah : ‘segala sesuatu akan binasa, kecuali Dia’.
Penanya juga dapat menarik kesimpulan sendiri bahwa penafsiran tersebut terlihat tidak benar. Kalau diartikan bahwa ‘segala sesuatu akan binasa, kecuali milik Allah’, maka berarti tidak akan ada yang binasa. Karena yang ada hanyalah Allah dan makhlukNya, sedangkan makhluk Allah adalah milik Allah. Itulah yang dimaksud dengan ucapan Syaikh alAlbany bahwa tidak mungkin seorang muslim yang beriman akan mengucapkan demikian, karena berarti dia akan berkeyakinan bahwa semua akan kekal.
Di sini nampak jelas kedustaan tuduhan itu, karena sama sekali Syaikh alAlbany tidak menyatakan bahwa Imam alBukhari adalah bukan seorang muslim dan mukmin, justru Syaikh meragukan kalimat itu sebagai ucapan Imam al-Bukhari. Syaikh menyatakan: “Anda telah mendengar dari saya keraguan bahwa alBukhari mengucapkan kalimat tersebut”…kemudian beliau juga menyatakan: …”Akan tetapi yang penting adalah membersihkan persangkaan bahwa al-Imam alBukhari telah menakwilkan ayat (seperti itu)”.
Kemudian, sebagai bantahan telak bahwa Syaikh alAlbany sama sekali tidak mengkafirkan Imam alBukhari, bahkan justru memujinya sebagai salah seorang Imam kaum muslimin, di akhir dialog Syaikh alAlbany menyatakan: “…dalam keadaan beliau adalah Imam dalam masalah hadits dan Sifat Allah. Beliau adalah seorang Salafy dalam aqidahnya, Alhamdulillah”.
Sedemikian jelasnya masalah ini jika dipandang secara adil. Namun, musuh dakwah Ahlussunnah bersikap tidak amanah, dan memang yang dicarinya adalah fitnah untuk menjauhkan Ulama’ Ahlussunnah dari kaum muslimin.
Kami menasehatkan pengelola blog tersebut ataupun seluruh situs/blog yang banyak menukil tulisan tersebut untuk bertaubat kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’ala karena mereka telah menyebarkan tuduhan dusta di tengah kaum muslimin. Jika kepada sesama muslim yang awam saja merupakan dosa besar jika kita memberikan tuduhan yang keji padanya, maka bagaimana jika tuduhan itu disematkan kepada seorang Ulama’ Ahlussunnah.

وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata” (Q.S al-Ahzaab: 58).

Semoga Allah Subhaanahu Wa Ta’ala senantiasa memberikan hidayahNya kepada kita semua…

Ditulis Oleh Abu Utsman Kharisman untuk Situs Darussalaf.or.id

kalau kurang mudeng di ulang-ulang bacanya,

Kitabku bukan sembarang kitab part 2




perhatikan note yang di lingkari merah adalah nama nurhasan madigol


Alhamdulillah setelah ramainya pembicaraan tentang kitabku bukan sembarang kitab bagian satu kini saya menampilakan bukti mereka bagian kedua. kali ini saya hanya akan membahas penisbatan periwayatan. di mana kasus ini hanya saya temukan di dalam kitab LDII,atau diantara ulama Indonesia baru kali ini saya menjumpai akunya ulama minta di deretkan bersama-sama ahli hadits dalam silsilah periwayatan.

LIHAT GAMBAR DI ATAS adalah bagian dari kitabush sholah halaman 124-125 (ingat hanya kitab solat khusus intern LDII)dengan mengutip sebuah hadits dalam kitab Sunan At-Tirmidzi.

Dia mengatakan bahwa dirinya manqul dari Nabi Muhammad SAW. Adapun hadits tersebut berbunyi, yang artinya, “Telah menceritakan kepada kami, ‘Ubaidah bin Abdil Aziz (Nur Hasan Ubaidah Lubis), telah menceritakan kepada kami, Syaikh Umar Hamdan Al-Madani Al-Makki, dari sayyid Ali Adh-Dhahir Al-Witri Al-Madani, dari Syaikh Abdil Ghani Al-Majaddidi, dari ayahnya Abi said, dari Abdil Aziz Ad-Dihlawi As-Syah Waliyillah Ad-Dihlawi, dari Syaikh Abi Thahir Al-Kurani, dari ayahnya Syaikh Ibrahim Al-Kurani, dari Syaikh Al-Mijahi, dari Syaikh Ahmad As-Subki, dari Syaikh Najmuddin Al-Ghaithi dari Zaini Zakaria dari Al-Iz bin Abdirrahim bin Furaat, dari Syaikh Umar bin Al-Hasan Al-Maraghi, dari Al-Fahr bin Ali bin Ahmad bin Abdil Wahid, dari Syaikh Umar bin Thobarzad Al-Baghdadi telah berkata, telah menceritakan kepada kami Syaikh Abul Fatah Abdul Malik bin abdil Qosim Al-Harawi Al-Karruhi telah berkata, telah menceritakan kepada kami Al-Qadli Al-Zahid Abu Amir Mahmud bin Qasim, dan telah menceritakan kepadaku Syaikh bin Nashr Abdul Aziz bin Muhammad bin Ali At-Tiryaqi dan Syaikh Abu Bakar Ahmad bin Abdi As-Shamad Al-Ghurazi mereka telah berkata, telah mengabarkan kepada kami Abu Muhammad Abdul Jabbar bin Muhammad bin Al-Jarrah Al-Jarrahi telah berkata, telah mengkhabarkan kepada kami Abdul Abas Muhammad bin Ahmad bin Mahbub telah berkata, telah mengkhabarkan kepada kami Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah At-Tirmidzi, telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Ya’kub Al-Jauzajaani, telah menceritakan kepadaku Shafwan bin sholih, telah menceritakan kepada kami Al-Walid bin Muslim, telah menceritakan kepada kami Syuaib bin Abi Hamzah dari Abi Zinad dari Al-’Araz dari abi Hurairah, telah berkata, telah berkata Rasulullah SAW, “Sesungguhnya bagi Allah SWT itu mempunyai sembilan puluh sembilan nama, barang siapa yang menghitungnya pasti dia masuk sorga, Dia Allah yang tidak ada tuhan selain Dia Ar-Rahman, Ar-Rahim, Al-Malik, Al-Qudus, As-Salam, Al-Mukmin, Al-Muhaimin, Al-Aziz, Al-Jabbar, Al-Mutakabbir, Al-Khaliq, al-Baari, Al-Mushawwir, Al-Ghaffar, Al-Qahar, Al-Wahab, Ar-Razzaq, Al-Fattah, Al-’Alim, Al-Qabidl, Al-Basit, Al-Khafidl, Ar-Rafi, Al-Muiz, Al-Mudzil, As-Sami, Al-Bashir, Al-Hakam, Al-’Adl, Al-Latif, Al-Khabir, Al-Halim, Al-’Adlim, Al-Ghofur, Asy-Syakur, Al-’Ali, Al-Kabir, Al-Hafid, al-Muqit, Al-Hasib, Al-Jalil, Al-Karim, Ar-raqib, Al-mijib, Al-Waasi, Al-Hakim, Al-Wadud, Al-Majid, Al-Baits, As-Syahid, Al-Haq, Al-Wakil, Al-Qawi, Al-Matin, Al-Wali, Al-Hamid, Al-Muhshi, Al-Mubdi, Al-Muid, Al-Muhyi, Al-Mumit, Al-Hayyu, AlQayum, Al-Wajidu, Al-Majidu, Al-Wahidu, Ash-Shamadu, Al-Qadiru, Al-Muktadir, Al-Muqadim, Al-Mu’akhir, Al-Awwal, Al-Akhir, Adh-Dhahir, Al-Bathin, Al-Wali, Al-Muta’ali, Al-Barru, At-Tawwab, Al-Muntaqimu, Al-’Afuwwu, Ar-Raufu, Maalikul Mulki, Dzul Zalali wal Ikram, Al-Muqsit, Al-Jaami, Al-Ghani, Al-Mughni, Al-Maani, Adl-Dlaru, An-Nafi’, An-Nur, Al-Hadi, Al-Badi’, Al-Baqi, Al-Waritsu, Ar-Rasyid, Ash-Shobur.”

Hadits tersebut aslinya dalam kitab Sunan At-Tirmidzi, juz 5, hal.192, hadits no. 3574, penerbit: Perpustakaan As-Salafiyah Madinah Al-Munawwarah.

Konteksnya penulisan ini agar dipaksakan dan di akukan bahwa kaidah ini telah di rekomendasikan oleh kibarul ulama’ padahal sejatinya Nurhasan ini tidak di kenal dalam dunia periwayatan hadits,apalagi eksistensinya dakwahnyasungguh sangat bertolak belaka dengan kibarul ulama arab Saudi yang gencarnya peran mereka memusuhi khawarij.

Walau demikian ,ini adalah satu konsep yang cukup berbahaya untuk penisbatan dirinya dalam silsilah periwayatan.agar dakwahnya di anggap rojih di pandangan kaum muslimin yang masih awam dengan agama. Tapi sungguh manhaj yang mereka anut tidaklah beda dengan manhaj khowarij=takfiry dan manhaj syiah=taqiyah.

wahai Islam Jamaah...sampai kapan dakwah kalian begini,banyak kaum muslimin yang awam telah terpedaya oleh fikroh kalian.

ANDAI NURHASAN ADALAH MEMANG ALUMNI DARI DARUL HADITS NISCAYA NAMANYA AKAN DI TULIS SEBAGAI MURID DARUL HADITS SEPERTI ULAMA' INDONESIA YANG HIDUPNYA DI HABISKAN UNTUK MENGAJAR DI DARUL HADITS.

Penjelasan

Setelah melakukan penelitian terhadap buku-buku pegangan kelompok 354, LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam) menyimpulkan:

Buku-buku pegangan kelompok Islam Jama’ah/Lemkari/354 adalah gelap, artinya, buku itu tanpa penulis dan penerbit, hanya di akhir tiap-tiap buku itu tertulis: “Tidak diperjualbelikan, khusus untuk intern warga 354.” Hal ini bisa dimengerti, mengingat cara penulisannya menyimpang dari pemahaman yang sesungguhnya, tetapi dipahami menurut cara penyusunnya. Oleh karena itu, agar terhindar dari serangan kaum cendekiawan yang ahli, diantaranya mereka menulis dengan cara gelap.

Untuk menguatkan ajaran manqulnya, Nur Hasan mengutip sebuah hadits dalam kitab Sunan At-Tirmidzi juz V hlm. 192 hadits no. 3574, Penerbit Pustaka As-Salafiyah Madinah Al-Munawwarah. (seperti dikutip).

Hadits tersebut, (silakan Saudara kaum Msulimin sekalian cek dengan sumber yang aslinya yang dapat dipercaya) sanad aslinya adalah sbb:

Imam At-Tirmidzi menerima dari Ibrahim bin Yaqub Al-Jaujaani, Ibrahim menerima dari Shofwan bin Sholih, Shofwan menerima dari Al-Walid bin Muslim, Al-Walid menerima dari Syaib bin Hamzah, Syaib menerima dari Abi Zinad, Abi Zinad dari Al-Araz, Al-Araz dari Abi Hurairah, Abu Hurairah dari Nabi SAW. Inilah sanad hadits tersebut dalam kitab asli Imam At-Tirmidzi. Sama sekali tidak tercantum nama Nurhasan Ubaidah Lubis (yang dalam kitab-kitab pegangan 354, tercantum dengan nama Ubaidah bin Abdul Azis, untuk meyakinkan anggotanya yang tidak memahami kaidah ilmu periwayatan).

Dengan demikian, jelaslah bahwa Nur Hasan telah menambah sanad hadits tersebut dan mencantumkan nama Nur Hasan Ubaidah padanya.

Tambahan nama Nur Hasan bin Abd. Azis (Nur Hasan Ubaidah Lubis) di awal sanad tersebut adalah pemalsuan yang dilakukan oleh Nur Hasan dan tokoh pendukungnya. Begitu juga nama orang-orang yang ditambahkan Nur Hasan setelah namanya tersebut sampai Imam At-Tirmidzi tidak ada dalam Kitab Imam At-Tirmidzi yang asli. Yang ada hanya nama Imam At-Tirmidzi sampai dengan Rasulullah SAW.

Syarat harus manqul dalam menyiarkan Islam tidak pernah ada dalam ketentuan Ilmu Hadits.

Nur Hasan mengaku dirinya belajar di perguruan Darul Hadits Makkah Al-Mukarramah sekitar tahun 1229-1941 M/1349 s/d 1361 H. Apakah benar orang yang bernama Haji Nurhasan Al-Ubaidah pernah study di perguruan Darul Hadits?

Sebagai jawaban atas pengakuan tersebut, berikut ini kami kutipkan jawaban Direktur Umum Inspeksi Agama di Masjid Al Haram As-Syaikh Abdullah bin Muhammad bin Humaid pada tahun 1399 H.

Jawaban:

“Perguruan Darul Hadits belum berdiri sebelum 1352 H.” (1932 M, pen). Maka study H. Nurhasan Al-Ubaidah sebelum lahirnya perguruan tersebut pada perguruan itu adalah di antara hal yang membuktikan bahwa pengakuannya tidak benar. Dan setelah kami periksa arsip perguruan Darul Hadits di sana, tidaklah terdapat nama dia sama sekali, hal itu membuktikan bahwa dia tidak pernah study di sana.

Mengenai pertanyaan saudara tentang “Dapatkah dibenarkan pendiriannya yang mengharuskan diterimanya hadits-hadits Nabi yang hanya diriwayatkan oleh dia saja?” Dapatlah dijawab bahwa menggunakan periwayatan hadits, sehingga tidak dapat diterima kecuali melalui dia adalah suatu pendirian yang batil. Ini adalah penipuan terhadap ummat yang tidak patut dipercaya, sebab riwayat hadits-hadits Rasulullah sudah tercantum dalam kitab-kitab hadits induk yang shahih dan kitab-kitab hadits induk lainnya.

Selanjutnya, dia (Nurhasan) tidak akan sanggup mencakup (menghafal) hadits-hadits Rasulullah SAW walau sekedar sepersepuluhnya (1/10, pen). Oleh karena itu, bagaimana mungkin tidak dibolehkan seseorang menerima hadits-hadits Rasulullah SAW, kecuali hanya melalui dia, sedangkan dia pun sudah terbukti tidak pernah study pada Perguruan Darul Hadits di Makkah Al-Mukarramah. Orang ini sebenarnya hanya pemalsu keterangan, penipu ummat, untuk mengajak orang-orang awam masuk ke dalam alirannya.

Mengenai pertanyaan saudara tentang “Benarkah dia seorang Amirul Mukminin yang dibai’at secara ijma’ dan bahwa mengenai Amirul Mukminin itu telah menunjuk seorang wakilnya yaitu Haji Nur Hasan Al-Ubaidah Lubis, dan adakah legalitasnya yang mewajibkan umat tauhid di Indonesia untuk patuh dan taat kepada dia?”

Jawabannya:

“Haji Nur Hasan Al-Ubaidah mengaku wakil Amirul Mukminin dan tidak ada orang yang mengangkatnya sebagai wakil. Tetapi orang ini sebenarnya hanyalah dajjal (penipu) dan pemalsu keterangan, sehingga tidak perlu dihiraukan dan tidak patut dipercaya, bahkan wajib dibongkar kepalsuannya kepada khalayak ramai serta di jelaskan penipuannya dan keterangan-keterangannya yang palsu supaya khalayak ramai mengetahuinya. Dengan demikian, kita termasuk orang yang berdakwah beramar ma’ruf nahi munkar, dalam hal ini memerangi aliran-aliran sempalan yang menyesatkan.

Sumber: Diadaptasi dari Bukti Kebohongan Imam Jama’ah 354 LPPI, Nur Hasan Ubaidah Lubis, LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam)

Al-Islam – Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

HAA TUW BURHANAKUM IN KUNTUM SHODIKIN

Selasa, 31 Agustus 2010

Surat kiriman seorang hamba Allah yang tidak ingin namanya di tampilkan disini.

Pertama kali mereka membuat sebuah strategi makar yang cukup sensasional dengan cara mereka mencari mata mata dari kalangan ex354 yang selalu memberikan berita yg up to date kemudian mata 2 tsb dimanfaatkan dengan cara memberikan info yg salah agar kami ex354 merasa berada diatas angin.
Mereka sengaja memberitakan bahwa pakubumi memiliki pemahaman yg sama dgn akhuna mauluddin.

Selanjutnya mereka menyusupkan beberapa muballigh daerah kepada kami dengan tujuan rujuk ilal haq.(sambil menyusun strategi ampuh).
Selanjutnya mereka berpura pura rujuk kemudian kembali bertobat kembali kepangkuan 354.
(dari sinilah strategi di susun..pengurus akan membudi dayakan nasehatnya kepada jamaahnya "hai perhatikan disinilah letak kebenaran kita,ada muballig kita yang telah lama keluar dan belajar lama di salah satu guru ahlu sunnah ternyata dia bertobat lagi karna apa yang dia jumpai hanyalah hampa dan keyakinannya semakin teguh terhadap jamaah kita,akhirnya dia kembali".ucapan ini sungguh sangat dahsyat bila sampai dan di dengung dengungkan kepada jamaah 354 agar mereka tidak ada yang keluar meninggalkan fikrohnya.)

Selanjutnya akan diberitakan diteks bulanan atau di notulen bahwa ada beberapa muballigh dan wakil daerah yg setelah lama mengikuti kajian salafy ternyata telah bertobat.

Tujuannnya tdk lain adalah untuk menetapkan pemahaman rukyahnya agar tidak terpengaruh pada dakwah kami

strategi ini sungguh Sebuah strategi mata mata tingkat tinggi dan makar kedustaan yg telah diciptakan sang khowarij kepada kami.

dan andaikata mereka benar-benar ruju' maka pasti dia akan mendatangi asatidz yang ada,atau minimal dia akan menghubungi akhuna.

Senin, 30 Agustus 2010

PEMBAGIAN AMPLOP BULANAN

malam itu adalah jadwal pengajian tidak seperti pengajian seperti pengajian biasa,tapi malam yang di maksud ini adalah malam di mana dalam sebulan sekali nyaris semua jamaah datang ke pengajian. dan ternyata pengajian ini adalah pengajian yang khusus untuk para jamaah yang telah berbaiat kepada imam.

semua pengurus tak terkecuali mubalignya sudah mempersiapkan materi sebelumnya dengan koordinator dari seorang imam,mulai dari pengurus KU (pengumpul infaq persenan)sampai pengurus yang mijat sana mijat sini kalau2 ada yang ngantuk.

tak hanya itu pula ternyata dari beberapa kesatuan SENKOM (dulunya Bolo Pendem)berjaga-jaga di tempat atau dititik-titik tertentu yang pada biasanya non jamaah sering berdatangan,jangan sampai ada non jamaah datang pada tempat pengajian rahasia (pengajian teks dan no tulen).


SENKOM INSTRUMEN PERJUANGAN LDII

dan ketika semua telah steril dari semuanya,maka pengajian sudah waktunya di mulai,bila dari SENKOM memberi isyarat karna ada non LDII mau numpang sholat maka materi pengajian segera di konversi/di alihkan pada pengajian seperti pengajian biasanya. setelah non LDII itu beranjak pergi maka di kembalikan lagi pada materi semula.

TEKS DILANJUTKAN....

eh..ingat..pengajian ini adalah bithonah tidak boleh ketahuan ama orang luar atau yang saya katakan tadi "non LDII". atau jamaahnya tidak boleh merekam,jamaah boleh menulisnya tapi pada buku khusus,atau dijadikan sebagai komsumtif pada umumnya.

di tengah-tengah penyampaian teks sedang berlangsung,kini giliran pengurus KU untuk membagikan "AMPLOP BULANAN" yang isinya ternyata adalah selembaran kertas yang di beri sandi-sandi infaq.


contoh kertas infaq persenan saya dapatkan


penulis bertanya pada pengurusnya "pak kertas apa ini dan apa arti dari sandi sandi seperti ini.pengurusnya menjawab"ini kertas infaq persenan dan sengaja di beri sandi-sandi demikian agar kalau tercecer orang luar tidak tahu dan tidak memudorotkan kita kemudian hanya di anggap kertas biasa,karna sampean sudah tahu kan infaq persenan adalah bithonah".

Minggu, 29 Agustus 2010

KITABKU BUKAN SEMBARANG KITAB part 1

teringat kisah saya menjadi dai madigol berbekal hadits himpunan dan qur'an makna membawa saya terus dan ingin berjuang mencari pengikut,sembari mengulang-ngulang kembali ilmu kitab yang telah lama aku dapatkan dari pondok kediri.

mulai dari kitabussholah,saya harus mengulang-ngulangi materi yang nantinya akan saya sampaikan kepada jamaah,agar tidak keliru sesuai kemangkulan yang saya dapatkan. semuanya telah ku ulang-ulangi dari lembaran pertama sampai lembaran yang terakhir.namun ada lembaran yang membuat saya terheran yakni di lembaran terakhir.
dimana beberapa kitab himpunan mempunyai label yang aneh tidak seperti kitab islam pada umumnya atau kitab-kitab para ulama yang tersohor dikalangan kaum muslimin.

kitab LDII sangat aneh berlabelkan "TIDAK DIPERJUAL BELIKAN KHUSUS INTERN WARGA LDII" dan ini adalah salah satu contoh dalam kitabusholah kitab andalan dari beberapa kitab mereka.



maka kredibilitas label diatas seolah-olah agama islam hanya di khususkan buat mereka saja.

ga tau dech apalagi alasan yang akan mereka kemukakan setelah terbitnya tulisan ini.
entah takiyah lagi atau akan berbicara "wah kitab ini tidak di publikasikan bukan karna kecenderungan agama islam khusus intern LDII,takutnya ada orang yang menyalah gunakan apabila tidak di beri label demikian. atau alasan yang lain untuk menutupi kebobrokan dalam penulisan.

Sabtu, 28 Agustus 2010

BILAMANA DIENUL ISLAM DI KUATKAN DENGAN DONGENG (CERITA HAYALAN)

ya ikhwa....taukah anda....dalam sesi pengajian seorang imam akan memberikan wejangan cerita hayalan yang alasannya untuk menguatkan dalil atau dengan kata lain mereka memakai dalil cerita bualan (dongeng)untuk menguatkan sisi tujuan mereka. (agar jamaahnya paham dengan fikrahnya).atau mungkin tujuan imam melakukan demikian agar jamaahnya tidak bosan di doktrin dengan lima bab.


maka mulailah sang imam pendongeng akan memilih siapa yang berbakat berdongeng dan dialah yang akan menjadi pion penasehat imam di sub-sub kelompok yang ada. walau suguhan cerita tidak masuk akal seperti ceritanya "til cantol patil" ikan yang bersungut bisa mematil temannya,temannya mematil temannya lagi,pak haji yang mau menjual kambingnya di pasar dan di hadang oleh preman yang ingin meyakinkan apa yang di bawa pak haji hanyalah seekor babi. dan masih banyak lagi cerita yang di gunakan untuk INTERMEZO brainwash pada setiap anggotanya.Mulai dari cerita pak bengkring,gologhoto,rojo gandul yang tidak pantas di jadikan sebagai hikmah di tengah2 kalangan kaum muslimin.


adalagi plesetan-plesetan yang membuat mereka tidak sadar atas perihal sikap jahil yang mereka lakukan.seperti plesetan jahil mereka terhadap ceritanya sahabat yang melaporkan bahwa dia telah "kobongan"(telah menjima' di siang hari romadhon)singkatnya sahabat mulia ini di plesetin "wah wis kere ngacengan pisan".
padahal cerita tentang sahabat ini harusnya membuat kita haru bahwa dari beliaulah hukum tentang jima' di bulan romadhon di keluarkan oleh rasulullah shalallahu alaihi wasalam.


BUKANKAH KALIAN TAU,BAHWA ADA SISI AJARAN YANG MULIA MENGANDUNG HIKMAH DAN ROHMAT BAGI KAUM MUSLIMIN!!!!!!!!!!!.

wahai saudaraku....sadarlah kalian dari prilaku jahil kalian....hendaknya bila ingin memberi pemahaman agama lewat cerita. ceritakanlah sesuatu yang layak di contoh dan di ambil dari yang rojih seperti siroh nabawi atau perjalan hidup tiga generasi terbaik yang pernah ada yakni ceritanya para sahabat dan Rasulullah shalallahu alaihi wasalam,tabi'in tabi'ut tabi'in sehingga ini akan masuk kedalam setiap unsur nadi kita bahwa merekalah yang pantas di contoh dari cerita yang penuh hikmah.mulai dari eksistensi mereka sebagai hamba yang zuhud,mujahid dan sebagainya. insya Allah ini yang lebih bermanfaat untuk kalian daripada taashub pada cerita dusta dan nista.


BAGAIMANA KALAU SETIAP MAJLIS DI JADIKAN SEBAGAI TEMPAT MEMBAGI CERITA CERITA YANG TIDAK BERMANFAAT???

hasilnya hanya kejahilan dan fanatik buta yang mengisi di ruang pikirannya. sehingga ketika di datangkan sesuatu kebenaran atau keniscayaan cerita itu bertentang dengan para assalaf assholih. maka yang timbul penghinaan pada para pendahulu kita yang sholih.dan penolakkan yang sangat memprihatinkan.

belajarlah yang ikhwa...islam adalah rohmatal lil alamin dan ajarannya terang benderang tidak terkungkung oleh fikroh manusia.kami pun disini masih terus dan terus belajar meneladani tiga generasi terbaik yang pernah hadir di bumi Allah.

lihatlah dengan hikmah...hadirnya komentar dalam blog ini antara pro dan kontra,tidaklah kami (mantan 354) berkomentar hanyalah memberitahukan bahwa jalan yang pernah kami tempuh adalah jalan dholal/sesat,bukan atas sakit hati kami yang telah di fitnah begini dan begini. jujur saja kami adalah orang yang sakit hati,sakit hati bukan seperti yang telah kalian tuduhkan bahwasanya "kami tidak niat karna allah.tidak sakderma,salah niat,ingin jadi pengurus dan sebagainya yang tidak tercapai,akan tetapi sakit hati kami karna selama di puluhan tahun kami telah tertipu dengan aqidah.akibat dari aqidah itu kami harus merasakan susahnya untuk memperbaiki hubungan saudara dan keluarga telah dirusak aqidah takfiry,memperbaiki rumah tangga di ambang perceraian ketika salah satu tidak sepaham lagi dengannya.

wallahu musta'an

Senin, 09 Agustus 2010

LAMBAT TAPI PASTI BELANG KESESATAN MEREKA TERUNGKAP






alhamdulillah perjuangan ini sedikit demi sedikit setidaknya telah membuahkan hasil walau menurut kami belum maksimal,kendati demikian kami tidak akan mundur dan berupaya menjelaskan kepada masyarakat agar mereka kenal dengan islam jamaah aliran sesat yang bernaung di bawah (LEMBAGA DAJJAL IBLIS INDONESIA).karena aqidah takfiri (menvonis kafir kepada kaum muslimin yang tidak atau belum berbaiat pada amirnya)dan takiyah (perbuatan seseorang yang menampakkan sesuatu berbeda dengan apa yang ada dalam hatinya, artinya nifaq dan menipu dalam usaha mengelabui atau mengecoh manusia. Taqiyah adalah satu prinsip dari prinsip-prinsip kesesatan mereka. Taqiyah memiliki kedudukan yang luar biasa, mereka telah menempatkannya dalam tempat pengagungan dan pengkultusan, hingga mereka menjadikannya sebagai asas dalam agama mereka, dengan taqiyah seorang hamba akan mendapatkan pahala dan ihsan dari Allah.) jadi boleh di kata aqidah islam jamaah adalah aqidah MBAHMANAN = DISINI SENANG DI SANA SENANG karna dari kolaborasi manhaj mereka yang membuat mereka jauh dari petunjuk Allah dan Rasul.

perhatikan saja aqidah takfiry adalah sifat dari kaum khowarij (pemberontak) sedang taqiyah sifat dari ibadahnya kaum syiah,dan kalau di tilik secara ilmiah dengan sunnah sungguh mereka syiah dan khowarij masih bersaudara karna pencetusnya sama Abdullah Bin Saba tapi belakangan dua sekte ini saling berseberangan juga.

di Indonesia demikian pula sekte khowarij dari LDII yang merasa bahwa merekalah adalah pemegang tongkat estafet kebenaran membuat kebanyakan dari mereka menjadi buta akan nasehat bahkan melarang para jamaahnya membaca buku-buku kitab para ulama selain kitab yang telah di manqulkan. lambat tapi pasti belang kesesatan mereka terungkap sudah,tidak dari pengungkapan kami semata akan tetapi secara tidak langsung mereka memberi jawaban yang pasti bawa mereka LDII masih aseli dari Islam Jamaah. pemikiran mereka,perjuangan mereka militansi mereka masih aseli dari aliran sesat islam jamaah.
mengapa saya berkata demikian????? anda sendiri yang akan menilainya.
APABILA ANDA SIAP COBA RANGKUM PERTEMANAN ANDA DENGAN MEREKA VIA FACEBOOK,DENGAN PENCARIAN TEMAN "JOKAM"DALAM TAUTANNYA INI SILAHKAN LIHAT STATUS AGAMANYA MEREKA BERAGAM LAIN DARI PADA YANG LAIN ADA YANG MENCANTUMKAN AGAMANYA "354,JOKAM,MBAHMAN,ISLAM JOKAM,ISLAM MBAHMAN"

adalagi teori pengkaburan dalil masalah infaq persenan (10 persen) yag di anggap tidak menyelisihi sunnah dan bahkan masalah infaq persenan mereka coba sembunyikan tapi mereka sendiri perlahan membuka tabir kesesatannya,lihat bantahannya mereka disini,inilah pengakuan secara tidak langsung dari mereka.

dan lihat dalil ini menjadi acuan mereka untuk mengkafirkan kaum muslimin yang tidak berbaiat pada imamnya atau orang yang keluar dari jamaahnya di vonis murtad dan halal unutk di bunuh.di bawah ini adalah kutipan dalil yang saya ambil dari blog mereka http://dinulkholish.blogspot.com
فَإِنَّهُ مَنْ خَرَجَ مِنَ اْلجَمَاعَةِ قِيْدَ شِبْرٍ فَقَدْ خَلَعَ رِبْقَةَ اْلإِسْلاَمِ مِنْ عُنُقِهِ
sesungguhnya siapa saja yang keluar dari jamaah walau hanya sejengkal maka sungguh dia telah melepas tali agama islam dari lehernya.

Kamis, 05 Agustus 2010

SEGENAP TIM AIRMATAKUMENGALIR MEMOHON MAAF KEPADA KAUM MUSLIMIN ATAS PERLAKUAN JAHIL KAMI SELAMA BERADA DI DALAM KERAJAAN ISLAM JAMAAH/LDII,MENGKAFIRKAN KEPADA KAUM MUSLIMIN DAN MEMBOHONGI UMAT ATAS AJAKAN SESAT KAMI TERDAHULU,DAN HIMBAUAN KAMI AGAR UMAT ISLAM KHUSUSNYA YANG ADA DI INDONESIA JANGAN TERPEDAYA DENGAN ISLAM JAMAAH YANG SEKARANG INI BERNAMA LDII (LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA)SEJATINYA MEREKA TETAP MENGANGGAP KAFIR KEPADA KAUM MUSLIMIN DI LUAR KELOMPOKNYA DAN SETIAP HARINYA MEREKA MEMBUAT MAKAR UNTUK MEMPERDAYA UMAT AGAR MENJADI PENGIKUTNYA

Senin, 02 Agustus 2010

KUTIPAN DARI HATI SESEORANG YANG INGIN BERTOBAT(tulisan ini adalah kiriman dari seseorang yang minta di publikasikan l)


(NURHASAN AL UBAIDAH LUBIS ALMUSAWAH)

Wahai saudaraku…betapa pedih penderitaan yang kurasa,bukan karna aku sudah keluar dari LDII,dan bukan karna frasa yang lain,semangat dan ghirohku serta produktif usiaku telah dimakan waktu berada dalam kerajaan yang selama ini ku kagumi sebagai jalan menuju surga….

Belajar dan mengajarkan doktrin yang selama ini hanya kebenaran ilusi,kebenaran iming-iming surga hayalan.ketika waktu telah datang dan yang kurasakan hanyalah suatu penipuan,dari dalil yang mereka tancapkan hanyalah menjadi sebuah ironis kehidupan.

Saya lelah..saya letih…berdusta ke kanan dan kiri,demi terwujudnya keinginan imam bukan keinginan rasul,dia telah mengangkat suatu kesesatan menjadi kebenaran dengan dalil yang telah di selewengkan.sungguh ini adalah suatu rumus yang nyaris sempurna untuk menipu umat.

Ketika aku sadar dari semua itu…hati ini terasa sakit dan sakit,memilukan memenjarakan aku dalam penyesalan…ya Allah ampunilah aku dengan jahil aku menoreh sejuta kata pada manusia kuanggap sebuah misi yang ma’ruf tapi sungguh semua telah munkar di hadapanMu.


Apakah ini sebuah jawaban yang telah ada pada pendahuluku,dimana sebelumnya mereka telah dikata adalah barisan sakit hati,memang…sungguh kenyataan demikian sempurna,kami adalah barisan sakit hati karna telah di tipu dalam aqidah.

Tefikir olehku ternyata dia adalah Nabi palsu atau dajjal yang menyelinap sebagai sang penyelamat.aku berjuang dan bertarung walau karib kerabat dan sanak family telah lari dariku karna hawa yang kurasa bahwa mereka adalah kafir semata,walau tanpa aku tegakkan hujjah dengan ma’ruf.

Mereka bermakar di setiap saat,di setiap detik,tapi sesungguhnya makarnya sang Kholiq sungguh akan membenamkan makar yang bathil.

Rabu, 28 Juli 2010

postingan berikut surat undangan kami kepada LDII


imam underground duduk bersama wakil-wakilnya

Kamis, 22 Juli 2010

kami siap MUBAHALAH

Mubahalah (malediction, imprecation) berasal dari kata bahlah atau buhlah yang bermakna kutukan atau melaknat. Mubahalah menurut istilah adalah dua pihak yang saling memohon dan berdoa kepada Allah supaya Allah melaknat dan membinasakan pihak yang batil atau menyalahi pihak kebenaran.

Peristiwa mubahalah pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw terhadap pendeta Nashrani dari Najran pada tahun ke-9 Hijriah, sebagaimana disebutkan dalam Qs. Ali Imron (3): 61; "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la'nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta."

Jumlah delegasi Kristen Najran yang mendatangi Nabi Muhammad SAW berjumlah 2 orang (lihat Riwayat Bukhari dan Tafsir Ibnu Katsir). Memang yang datang adalah 60 orang berkuda, 3 diantaranya adalah al-Aqib alias Abdul-Masih, al-Ayham alias as-Sayyid dan Abu Haritsah bin 'alqamah. Tetapi yang berdialog langsung dengan Nabi hanya 2 orang (yaitu al-Aqib dan as-Sayyid).

Kasus-kasus mubahalah ini juga sering dilakukan terhadap pendakwa kebenaran (terutama bagi mereka yang memproklamirkan diri sebagai Nabi atau Rasul dalam arti menerima wahyu sebagaimana Nabi Muhammad Saw ataupun mereka yang dengan beraninya merubah hukum atau syariat Islam yang sudah baku dan memiliki dasar argumentasi yang jelas, baik secara akal maupun secara literatur).

Pada jaman A. Hassan masih hidup, beliau sering menantang kaum Ahmadiyah untuk melakukan mubahalah (sayang sampai akhir hayatnya, sepengetahuan saya, pihak Ahmadiyah selalu menolak ataupun tidak hadir dalam mubahalah tersebut). Yang terakhir adalah kasus Lia Eden (dulu : salamullah), yang ini sempat beberapa kali terjadi permubahalahan, baik langsung maupun tidak langsung, dan secara tidak langsung (melalui surat dan email) sudah dilakukan oleh pihak MUI dengan Lia Aminuddin.

Sistem Mubahalah sendiri dilakukan apabila tidak lagi terdapat titik temu antara pihak kebenaran dengan pihak yang batil sementara pihak yang batil ini masih bersikeras menyebarkan pemahamannya yang batil itu ditengah umat Islam yang haq.

Mubahalah yang pernah diajukan oleh Rasulpun pada masa itu bukan karena kehabisan kata tetapi untuk mencari titik puncak penyelesaian semua diskusi, sebab tidak mungkin Islam mengakui ketuhanan al-Masih yang jelas-jelas manusia biasa dan Rasul Allah sementara kaum kristen Najran yang Trinitas itupun tidak mau menerima konsepsi Tauhid Islam dan tetap mempertahankan keberhalaannya meskipun dalam hal ini Abu Haritsah bin 'alqamah (satu dari 3 orang pimpinan Najran) sebenarnya mengakui kebenaran Islam dan kenabian Muhammad.

Pembuktian positip sudah diberikan tetapi masih ditolak juga maka mubahalah adalah puncak dari semua pembuktian akan kebenaran yang kita yakini, sebab bila kita telah berani berkata atas nama Allah dan kebenaran-Nya, maka harusnya kitapun berani untuk membuktikan kejujuran dan kebenaran kita itu dihadapan Allah. Mubahalah anggap saja tidak berbeda dengan memberikan kesaksian dalam suatu persidangan, biar hakim yang menentukan siapa yang sebenarnya benar dan siapa yang sebenarnya salah sekaligus menjatuhkan hukuman-Nya kepada terdakwa.

Tidak ada sumpah pocong maupun kata-kata aneh dalam melakukan mubahalah ini seperti kalau mati mayat tidak diterima bumi, atau disambar petir dan sejenisnya, al-Qur'an hanya mengajarkan kata-kata demikian :
"Marilah kita ajak anak-anak kami dan anak-anak kamu dan perempuan-perempuan kami dan perempuan-perempuan kamu dan kaum kami dan kaum kamu, kemudian kita berdoa dan kita jadikan laknat Allah atas orang-orang yang dusta ! " (Qs. Ali Imron (3): 61)

Masalah peserta, siapa yang boleh hadir, secara umum kiranya jelas.
"Demikianlah Kami jadikan kamu (ummat Islam), suatu ummat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas manusia." (Qs. Al-Baqarah (2): 143)
Semua umat Islam pantas dan layak untuk menjadi saksi

"Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan ajaran) Allah? Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab:"Kamilah penolong-penolong Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri." (Qs. Ali Imran (3): 52)
Akan lebih utama jika yang menjadi saksi atau penolong adalah sahabat yang setia yang selalu siap mendampingi dan membantu perjuangan

Jumlah minimal saksi :
"Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya." (Qs. Al-Baqarah (2): 282)
Islam tidak pernah memaksa siapapun untuk mengakui kebenaran risalah-Nya, tugas di dalam Islam hanyalah menyampaikan :
"Apakah kamu mau masuk Islam? Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan!" (Qs. Ali Imran (3): 20)

di kutip dari swaramuslim

DISINI TUJUAN KAMI INGIN MELURUSKAN TENTANG SUMPAH YANG PERNAH UCAPKAN OLEH KETUA LDII BAHWA MEREKA BUKANLAH GENERAS ISLAM JAMAAH

maka dari itu,apabila MUI akan menerima tamu dari pihak LDII dalam rangka LDII akan mengklarifikasi bahwa mereka bukanlah Islam Jamaah (islam takfiry,menghalalkan darah dan harta kaum muslimin di luar kelompoknya),kami juga meminta di undang dalam maslahat tersebut agar kami mengajak kepada LDII untuk bermubahalah.
tidak ada sumpah2an karna sumpah-sumpahan di mata LDII hanyalah permainan saja,dan kaum muslimin diluar kelompoknya masih tetap dianggap kafir dan beranggapan tidak masalah bersumpah palsu di hadapan mereka.


konsep mubahalah yang ingin kami layangkan seperti di atas,dengan mendatangkan delegasi masing-masing.

dan kami membuat pernyataan bahwa kami siap MUBAHALAH

Rabu, 14 Juli 2010

pandangan MUI terhadap ISLAM JAMAAH


PEMIMPIN ISLAM JAMAAH-NURHASAN "MADIGOL" LUBIS


ISLAM JAMA `AH

Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, setelah :

Memperhatikan : 1. Bahwa faham Islam Jama’ah mulai ada
di Indonesia sekitar tahun 70-an. Karena
ajarannya sesat dan menyesatkan serta
menimbulkan keresahan di masyarakat,
faham ini dilarang oleh pemerintah pada
tahun 1971. Larangan pemerintah tersebut
tidak diacuhkan. Mereka terus beroperasi
dengan berbagai nama yang terus berubah
hingga memuncak pada sekitar 1977-1978.

2. Faham ini menganggap bahwa umat Islam
yang tidak termasuk Islam Jama’ah adalah
termasuk 72 golongan yang pasti masuk
neraka, umat Islam harus mengangkat
“Amirul Mukminin” yang menjadi pusat
pimpinan dan harus mentaatinya, umat
Islam yang masuk golongan ini harus dibai’at
dan setia kepada “Amirul Mukminin” dan
dijamin masuk surga, ajaran Islam yang sah
dan boleh dituruti hanya ajaran Islam yang
bersumber dari “Amirul Mukminin”.

3. Pengikut aliran ini harus memutuskan
hubungan dari golongan lain walaupun
orang tuanya sendiri, tidak sah shalat di
belakang orang yang bukan Islam Jama’ah,
pakaian shalat pengikut Islam Jama’ah




HIMPUNAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA

yang tersentuh oleh orang lain yang bukan
pengikutnya harus disucikan, suami harus
mengusahakan agar isterinya turut masuk
golongan Islam Jama’ah, dan jika tidak mau
maka perkawinannya harus diputuskan,
perkawinan yang sah adalah perkawinan
yang direstui oleh “Amirul Mukminin”, dan
khutbah yang sah bila dilafazkan dalam
bahasa Arab.

MEMUTUSKAN

Menyatakan : 1. Bahwa ajaran Islam Jama’ah, Darul Hadits
(atau apapun nama yang dipakainya)
adalah ajaran yang sangat bertentangan
dengan ajaran Islam yang sebenarnya dan
penyiarannya itu memancing-memancing
timbulnya keresahan yang akan mengganggu
kestabilan Negara

2. Menyerukan agar umat Islam berusaha
mengindahkan saudara-saudara kita yang
tersesat itu untuk kembali kepada ajaran
agama Islam yang murni dengan dasar
niat dan keinginan menyelamatkan sesama
hamba Allah yang telah memilih Islam
sebagai agamanya dari kemurkaan Allah
SWT.

3. Agar umat Islam lebih meningkatkan kegiatan
dakwah Islamiah melalui media pengajian
atau media lainnya, terutama terhadap para
remaja, pemuda, pelajar, seniman, dan lain-
lain, yang sedang haus terhadap siraman
agama Islam yang murni terutama kepada
calon-calon pengikut Islam Jama’ah dalam
tahap pertama, dengan metode atau cara-
cara penyampaian yang lebih sesuai dengan
umat yang dihadapi

4. Agar segera melaporkan kepada Kejaksaan
setempat dengan memberikan bukti-bukti
yang cukup lengkap manakala gerakan atau





BIDANG AQIDAH DAN ALIRAN KEAGAMAAN


kegiatan Islam Jama’ah (atau apapun nama
lain yang dipakainya) sampai menimbulkan
keresahan dan kegoncangan rumah tangga
dan masyarakat.

DEWAN PIMPINAN
MAJELIS ULAMA INDONESIA


Ketua Umum Sekretaris

ttd ttd

Prof. Dr. HAMKA Drs. H. Kafrawi





mau download file aslinya klik disini atau disini

Senin, 12 Juli 2010

terjemahan pegon ala madigol tentang pandangan mereka terhadap Mauludin (mantan LDII/Islam Jamaah)

sangat mencengangkan aliran satu ini,kedok Islam Jamaahnya sudah terbuka masih saja mengelak bahwa diri mereka bukanlah generasi Islam Jamaah,dan konteks kali ini penulis hanya skedar menyajikan liputan khusus yang di ambil dari teks imam LDII/Islam Jamaah yang telah di sadur oleh team kami http://tuntutlah-ilmu.blogspot.com.
dimana pandangan yang sangat ekslusif dari Islam Jamaah masih sangat segar didalam urat nadi kerajaan Madigol,menganggap murtad yang telah keluar dari ajarannya.dan yang sudah keluar seakan sudah tidak ada kebaikan lagi bagi mereka.
dan yang saya artikan hanyalah penggalan tulisan yang di bubuhi warni kuning,
inilah sket yang pertama :


artinya bila di eja dengan tulisan latin :
akhir-akhir ini ada bekas saudara kita"Mauludin"mempengaruhi jamaah yang lain dengan menyebutkan bahwa : amir itu sama dengan pemimpin negara {presiden},maka deperintahkan kepada seluruh jamaah yang memiliki nomor telpon/handphone "Mauludin" untuk di hapus.{untuk menjaga}.

berikutnya

seperti mantan wakil 4 saudara mauludin yang sudah menyatakan keluar dari jamaah pada tanggal 11 desember 2008,yang fahamya bahwa amir itu adalah pemimpin negara {presiden},oleh karna itu di minta kepada seluruh kiai daerah (penulis : setingkat gubernur) untuk bisa meramut jamaah agar tidak terpengaruh oleh saudara Mauludin dan tidak perlu takut-takut untuk menyampaikan kepada jamaah.



Bapak Nurhasan pada tanggal 8 agustus 1960 di baiat pertama kali di Gading mangu,sudah lama merintis agama yang benar ini agar kita hidupnya halal (dengan berbaiat pada imam LDII/islam jamaah),banyak tokoh agama yang membenarkan jamaah kita seperti Buyahamka,Amin Rais dan Gusdur,(bahwa jamaahnya pasti masuk surga).

itulah poin sekelumit islam jamaah yang berganti nama menjadi L D I I

agaimana tanggapan anda melihat teks di atas???
apakah masih diragukan bahwa LDII adalah Islam Jamaah?? yang notabene paham aqidah mereka tidak ada bedanya dengan paham khowarij(pembangkang)???

Rabu, 07 Juli 2010

BUKTI DUA WAJAH LDII

PERHATIKAN FOTO DI BAWAH INI,DENGAN KITA TANDAI SEORANG YANG DI ULAMA'KAN LDII YANG BERNAMA KASMUDI ASSIDIQ
LIHAT NO 6 :

POSISI JABATANNYA DALAM ALIRAN TERSELUBUNG INI SEBAGAI WAKIL EMPAT atau setingkat dengan WAKIL PRESIDEN.dia termasuk dedengkot yang aktif di "pergerakan islam jamaah bawah tanah" dan aktif juga di dalam ke organisasian LDII.

kemudian lihat foto dibawah ini
moment ini di ambil pada saat LDII mengadakan audensi dengan Bapak SBY presiden Republik Indonesia,sebagai bentuk budi luhur mereka untuk menghilangkan citra Isla Jamaah. KH kasmudi duduk di samping Ketua umum LDII Abdullah syam






kasmudi mempunyai dua jabatan di luar dan didalam,diluar beliau menjadi wakil ketua dewan penasehat DPP LDII dan di dalamnya beliau menjadi inspiratore penggerak islam jamaah saat ini,atau sering di katakan sebagai wakil empat/wakil presiden.


semoga bermanfaat

Jumat, 02 Juli 2010

INSTRUMEN PERJUANGAN BERMUKA DUA

Dalam perjuangan islam jamaaah boleh di kata tidak ada organisasi yang seperti mereka yang bermuka dua,pasalnya apa yang dilihat oleh masyarakat pada LDII yang sekarang hanyalah kulitnya mereka.dalamarti mereka bisa baik,membantu korban bencana,memperbaiki jalan,kerja gotong royong drngan masyarakat.itu hanya sekedar trik mereka untuk mencari "penginsaf" atau mencari sensasi bahwa LDII tidak ada kaitan erat dengan Islam Jamaah.point-point islam jamaah yang selalu mengkafirkan,vonis najis,menghalalkan harta dan berdusta pada kaum muslimin diluar kelompoknya dan lain sebagainya tidak di aku bahwa ajran itu ada dalam LDII.

penulis berkata : mereka adalah milit yang mempunyai pergerakan bawah tanah "underground",bila satu saat nanti kekuasaan pemerintah INDONESIA akan di pegang kendalinya oleh mereka. perjuangan mereka bisa di acungi jempol berkat doktrin yang hebat dengan cara menanamkan paham "JAS MERAH" jangan sekali-kali melupakan sejarah. jas merah itu sendiri adalah istilah yang di cetuskan oleh Bung Karno.

Islam Jamaah pun demikian,berapa banyak pergerakan yang sebelum mereka yang ingin mendirikan daulah islamiyah tapi kandas. maka jas merah menjadi paradigma mereka DENGAN membuat metode pergerakan yang baru tidak seperti pergerakan lain yang berhasil di taklukan oleh pemerintah. BERKELIT,BERDUSTA, UNTUK MENYEMBUNYIKAN AJARAN ASLI ISLAM JAMAAH yang telah dilarang oleh pemerintah.

maka coba perhatikan sekarang,Islam jamaah lebih banyak berkembang.....
paradigma JAS MERAH membuat mereka seakan berhasil,karna perjuangan mereka di kolaborasikan dengan metode yang tidak di miliki oleh organisasi manapun.memahami islam pun hanya dari satu sudut pandang yakni "MANQUL".pengambilan ilmu agama hanya di ambil dari satu orang yang telah meraka anggap sebagai orang yang Ma'shum atau sebagai THE SAVIOUR sang "penyelamat" MADIGOL NURHASAN AL UBAIDAH LUBIS AL MUSAWWAH.

rintisan perjuangannya tidak mati bahkan tetap ada hingga kini dan di teruskan oleh putra-putranya untuk memegang kendali kerajaan Islam Jamaah.dengan cara menggandakan wajah mereka "BISA DI LUAR BISA DIDALAM"

ISLAM JAMAAH YANG SEKARANG PIMPIN OLEH SULTHON AULIYA ABDUL AZIZ


kemudian agar aliran ini tidak dapat tercium sebagai aliran Islam Jamaah yang telah dilarang maka aliran ini pun membuat Label organisasi yang dulunya bernama LEMKARI sekarang berlabelkan LDII. dan INILAH ketua LDII dan organisasinya
ABDULLAH SYAM


ABDULLAH SYAM adalah pion sejati dari amir ABDUL AZIZ SULTHON AULIYA,ketika ada orang yang akan bertanya "apakah LDII itu punya amir" maka pion ini yang akan maju untuk bertaqiyah"LDII tidak punya amir yang ada hanya ketua".

bag 2.EDITORING KEDUSTAAN LDII YANG BERANI MENUNGGANGI MUI DENGAN AKSI SEJUTA DUSTA

INI ADALAH KUTIPAN DARI BUKU MISI PENCARIAN KEHALALAN DI MEJA MUI,DALAM JUDUL "NEW AFTER PARADIGM"

Prof. Dr. H. Utang Ranuwidjaya - Ketua Komisi Pengkajian dan Pengembangan MUI Pusat

LDII Perlu Konsisten dengan Paradigma Barunya

Konsep paradigma baru LDII sudah bagus kalau dilihat dari paparan yang mereka sampaikan. Hal itu saya kemukakan berdasarkan pemantauan saya di beberapa tempat seperti di Jakarta, Surabaya, Lampung dan Kediri. Sebenarnya, dengan paradigma baru tersebut, mereka ingin meninggalkan paham-paham yang dulu diwariskan oleh Islam Jama’ah. Bahkan sekarang, justru mereka ingin membersihkan paham-paham Islam Jama’ah tersebut, jika memang masih ada di dalam tubuh gerakan LDII. Paradigma baru LDII adalah suatu cerminan bahwa mereka ingin kembali ke pangkuan Majelis Ulama Indonesia untuk mendapatkan pembinaan, dan merupakan keinginan bersatu LDII dengan segenap kekuatan Islam Indonesia.

Namun demikian, proses sosialisasi paradigma baru LDII yang mereka lakukan baru sampai tingkat PAC, belum sampai ke grass roots. Kalau begitu kenyataannya, sosialisasi tersebut harus terus ditingkatkan dan diupayakan secara cepat dan maksimal. Selama ini, memang kita masih melihat dan mendengar laporan dari para pengurus atau pimpinan Majelis Ulama Indonesia, baik di Provinsi, Kabupaten atau Kota maupun MUI Kecamatan di mana di beberapa tempat masih ada pola-pola lama yang mereka terapkan.

Tapi pada umumnya, informasi dari MUI Provinsi dan Kabupaten atau Kota menyatakan bahwa sudah bagus pembinaan di internal LDII. Mereka (LDII) juga sudah membuka komunikasi dengan MUI dan ormas-ormas yang lain, meski di beberapa tempat masih terdapat kekakuan dari pihak LDII sendiri dalam berbaur dan dalam meninggalkan kesan-kesan eksklusifnya. Inilah sosialisasi paradigma baru LDII yang sedang dalam proses tersebut.

Pengurus LDII, baik pada tingkat Provinsi maupun Kabupaten sudah cukup tegas dalam menerapkan paradigma barunya. Bahkan, beberapa kali saya mendengar ucapan dari para pimpinan LDII Provinsi yang mengatakan, ”Andaikata masih ada yang menerapkan pola lama dan menjalankan paham-paham Islam Jama’ah, maka kepada mereka diminta untuk keluar dari LDII, dan dianggap itu bukan warga LDII.” Jadi, kalau melihat ketegasan semacam itu sih, saya agak optimis bahwa paham-paham tentang Islam Jama’ah secara bertahap akan ditinggalkan oleh organisasi LDII ini.

Sebenarnya, ajaran LDII itu perlu pendalaman dan penelitian lebih lanjut, karena di lapangan yang saya temukan hanya di permukaan. Tentunya, jawaban saya tidak begitu valid, karena belum mendalami apa yang terjadi di lapangan. Sebatas yang saya dengar, sebatas apa yang saya lihat, dan kesimpulan dari diskusi-diskusi dengan MUI di Provinsi dan Kabupaten, dimana memang masih ditemukan masalah-masalah implementasi di lapangan terkait dengan paradigma baru LDII. Ini harus terus dipantau sejauh mana mereka jujur, ikhlas, terbuka dan bertanggungjawab untuk melaksanakan paradigma barunya. Apakah itu menyangkut sesuatu yang sangat rahasia, ataupun yang biasa mereka buka itu, mestinya dilakukan pemantauan dan penelitian lebih lanjut di lapangan secara mendalam.

Sekarang ini, saya bukan melakukan penelitian ansih, tetapi (juga menggelar pelbagai kegiatan) seperti yang dilakukan di MUI Provinsi DKI Jakarta, itu juga dilakukan MUI di Provinsi yang lain yang saya temui. Jadi, sebenarnya kami memantau apa yang terjadi pada saat dilakukan klarifikasi antara LDII dengan MUI dan ormas-ormas lainnya di beberapa daerah. Ini bisa dikatakan sebagai sampel, atau sekedar melihat di beberapa daerah secara terbatas, dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana sih sosialisasi yang mereka lakukan, dan sejauh mana pula masalah-masalah yang muncul dapat diketahui oleh Majelis Ulama Indonesia di beberapa daerah yang saya datangi tersebut.

ALLAHU akbar......ALLAHU akbar....
point di atas hanya sekedar memeberitahukan kepada MUI bahwa "LDII perlu konsisten dengan paradigma barunya" so pasti itu adalah kebanggaan yang diharapkan oleh pendusta islam jamaah yang di naungi oleh LDII,toh buktinya mereka sampai sekarang masih gethol melancarkan perjuangan Islam Jamaah,asli mereka adalah islam jamaah yang hanya ganti baju saja "takfiry,taqiyah dan aqidah masih dalam pangkuan LDII.

hingga saat ini mereka menganggap kita (kaum muslimin diluar kelompoknya di anggap kafir .di samakan dengan binatang dan bahkan lebih parah lagi dikatakan "bal Hum adol=bahkan orang luar jamaah kita lebih hina daripada binatang hina")

P E R L U DI W A S P A D A I

kaum muslimin hendaknya segera melaporkan hal ini ke meja MUI dengan bukti-bukti yang kongkrit dari blog-blog kami.dan kami sekedar hanya ingin membuktikan kepda MUI bahwa kami benar-benar bertobat dari aqidah yang terkutuk.semoga Allah menolong kita
wallahu musta'an

Template by : kendhin x-template.blogspot.com